Serunya Naik Transportasi Umum ‘Trans Jogja’



    Sudah seperti kendaraan pribadi, Trans Jogja namanya. Dua tahun saya berangkat dan pulang sekolah pakai kendaraan umum ini. Awalnya agak bingung dengan jalur yang ada, tapi lama kelamaan jadi hafal. Sampai jam berapa biasanya bus datang pun saya hafal. Jadi, kalau telat sedikit bisa ketinggalan bis dan harus menunggu sekitar 10-15 menit. Tapi menurut saya, menunggu 10-15 menit di halte sendirian itu rasanya seperti 30 menit, lama sekali. Saya juga pernah telat berangkat ke sekolah. Sekali, waktu naik TJ ini karena sakit perut dan harus ke kamar mandi dulu. Nggak apa-apa deh, buat pengalaman, hehe.

  

Keliling Jogja Sepuasnya

    Biasanya, kalau mau berangkat dari Jalan MT Haryono ke Jalan Nyi Pembayun, tepatnya di depan SMA 5, saya naik bis jalur 3A. Nanti pulangnya tergantung mau lewat rute mana. Biasanya kalau pulang sekolah saya cari rute yang bisa dipakai muterin Jogja dulu, hehe. Maklum, tinggal di pondok nggak bisa fleksibel kemana-mana, bolehnya ya hanya ke sekolah atau beli keperluan mendesak. Itupun peraturan aslinya setelah pulang sekolah nggak boleh mampir kemana-mana kecuali sudah izin. Tapi kan saya muterin jogja masih dalam tujuan pulang ke pondok, jadi nggak apa-apa lah yaa, hehe.

 

Murah

    Nah, enaknya naik Trans Jogja yang bisa bikin saya betah dan kangen itu selain bersih, tarifnya juga murah menurut saya. Untuk sekali jalan cukup mengeluarkan uang Rp 3.500, kalau bayarnya cash. Karena saya pakai kartu, jadi bisa lebih murah lagi, yaitu Rp 1.800 sekali jalan. O iya, kartu ini ada banyak jenisnya(yang saya tahu hanya kartu pelajar yang biasanya digunakan oleh pelajar SMP-SMA), tapi hanya bisa didapatkan di halte-halte tertentu. Dan untuk awalan harus top up saldo minimal Rp 50.000, kalau saya tidak salah ingat.

 

Playlist Lagu Yang Bisa Membuat Harimu Semakin Bersemangat

    Untuk masalah kenyamanan, menurut saya Trans Jogja ini sudah cukup nyaman. Bisnya bersih, AC juga selalu nyala, apalagi kalau pas penumpangnya sedikit dan di luar hujan, kenikmatan yang haqiqi, hehe.  Enaknya lagi ketika pulang sekolah naik Trans Jogja, tidak harus panas-panasan seperti pengendara motor lain. Penumpang juga hampir selalu disetelkan lagu-lagu koplo yang bisa menemani perjalanan keliling Jogja. Inilah salah satu efek kalau keseringan naik TJ, yang tadinya sama sekali nggak suka lagu bergenre seperti itu, malah jadi hafal. Ya karena hampir setiap hari dengan dosis 2 kali sehari mendengar lagu-lagu seperti itu.

 

Ada Kurangnya

    Tapi, naik TJ ini juga ada kurang enaknya. Selain harus menunggu sekitar 10-15 menit yang membosankan, naik TJ juga ada saatnya dimana para penumpang saling berdesakan. Jadi, dingin dan segarnya udara yang muncul dari AC, berganti menjadi bau-bau kecut, hehe. Meskipun ada kurang enaknya, tapi kalau naik TJ ini saya malah jadi banyak bersyukur. Karena biasanya di halte Terminal Giwangan saya sering berpapasan dengan orang-orang yang berkebutuhan khusus. Mungkin karena terminalnya dekat SLB, jadi banyak bertemu dengan orang-orang hebat seperti itu.

    Saya jadi bersyukur betul masih diberi jiwa dan raga yang normal. Kalau melihat keadaan saat itu, yang tuna netra harus dituntun bahkan diangkat untuk melangkah dari halte ke dalam bis, bahkan saya pernah melihat ada seorang tuna netra yg jatuh di kolong antara halte dan pintu masuk bis karena keteledoran kernetnya. Saat itu juga saya membayangkan ketika saya tidak pakai kacamata, semuanya jadi nge-blur. Sungguh sangat bersyukur karena masih diberi mata yang sehat.

 

    Ya begitulah sedikit pengalaman ketika naik bis TJ, banyak hikmah yang bisa didapat. Mulai dari disiplin waktu supaya tidak terlambat, menikmati kota Jogja yang punya banyak kenangan, sampai bersyukur melihat keadaan orang lain. Semangat, kita! Jangan lupa bersyukur.

 




0 Comments

Salam,
All You Can Read