Cerbung: Singkat (Part 2)

 

    




Sebelumnya: Singkat (Part 1)

 Kalau boleh jujur, sebenarnya aku setuju dengan 3 perkataan temanku di awal, termasuk perkataan “akan ada banyak orang yang terus datang untuk pergi”. Tapi itu hanya bertahan sebentar. Setelah Cici memutuskan untuk mewujudkan impiannya, perlahan aku mulai sadar bahwa perkataan terakhir dari seorang teman tidaklah benar. 

    Mungkin perlu kuberitahu sedikit tentang impian Cici agar tidak timbul teka-teki. Di pesantren kami, santri akan lulus jika sudah mengikuti ujian. Ini bukan tentang berseragam rapi kemudian datang sesuai sesi lalu duduk dengan dihadapkan berbagai pertanyaan yang harus diisi. Ujian kami tentang pengasingan diri dari berbagai godaan duniawi.

    Ya, ujian di pesantren kami tidak hanya datang ke ruang ujian, mengerjakan soal, lalu pulang. Kami harus pergi ke tempat yang cukup jauh dan bertahan kurang lebih tiga bulan. Mungkin orang lebih sering menyebutnya dengan istilah karantina. Saat masa karantina, kami tidak boleh pergi kemana-mana. Cukup beraktivitas seperti biasa, ditambah dengan pengetesan materi yang sudah kami terima selama di pesantren. Ini berlangsung setiap hari selama 3 bulan.

    Lalu apa hubungannya dengan Cici? Ya, Cici sedang berjuang melewati ujian itu. Cici sedang berjuang mewujudkan impiannya. Berbicara tentang impian, aku jadi ingat dengan satu kutipan “Ada dua pilihan yang bisa kita lakukan di pagi hari. Kembali tidur untuk melanjutkan mimpi atau bangun tidur untuk mewujudkan mimpi.” Dan sepertinya, Cici mengambil pilihan untuk bangun tidur lalu pergi; tanpa pamit.*

 

Satu bulan kemudian ...

    Di awal kepergian Cici, perkataan terakhir seorang teman tiba-tiba muncul di pikiran. “Ternyata benar, akan ada yang datang untuk pergi, bahkan tanpa pamit,” batinku. Cici memang hebat untuk membuat orang lain berlarut-larut dalam kesedihannya, termasuk aku. Meskipun begitu, sekarang aku sudah terbiasa menjalani kehidupan santri seperti biasanya. Seperti empat minggu awal aku masuk ke pesantren. Perlahan tapi pasti, titik dimana aku paham bahwa setelah pertemuan akan ada pertemuan lagi juga mulai terlihat.

Selanjutnya: Singkat (Part 3)

 

2 Comments

  1. Haii kak zahra.. Salam kenal yaa. Jadi reminder nih, akan ada yang datang dan pergi, tapi always aku menghargai pertemuan2 kecil itu

    BalasHapus
  2. iya kak ulfa, salam kenal jugaa. Yaps, pertemuan sekecil apapun harus dihargai, barang kali kedepannya pertemuan itu akan memberikan banyak pelajaran untuk kitaa

    BalasHapus

Salam,
All You Can Read