Kalau boleh jujur, sebenarnya aku setuju dengan 3 perkataan
temanku di awal, termasuk perkataan “akan ada banyak orang yang terus datang
untuk pergi”. Tapi itu hanya bertahan sebentar. Setelah Cici memutuskan
untuk mewujudkan impiannya, perlahan aku mulai sadar bahwa perkataan terakhir
dari seorang teman tidaklah benar.
Mungkin perlu kuberitahu sedikit tentang impian Cici agar
tidak timbul teka-teki. Di pesantren kami, santri akan lulus jika sudah
mengikuti ujian. Ini bukan tentang berseragam rapi kemudian datang sesuai sesi
lalu duduk dengan dihadapkan berbagai pertanyaan yang harus diisi. Ujian kami
tentang pengasingan diri dari berbagai godaan duniawi.
Ya, ujian di pesantren kami tidak hanya datang ke ruang
ujian, mengerjakan soal, lalu pulang. Kami harus pergi ke tempat yang cukup
jauh dan bertahan kurang lebih tiga bulan. Mungkin orang lebih sering
menyebutnya dengan istilah karantina. Saat masa karantina, kami tidak boleh
pergi kemana-mana. Cukup beraktivitas seperti biasa, ditambah dengan pengetesan
materi yang sudah kami terima selama di pesantren. Ini berlangsung setiap hari
selama 3 bulan.
Lalu apa hubungannya dengan Cici? Ya, Cici sedang berjuang
melewati ujian itu. Cici sedang berjuang mewujudkan impiannya. Berbicara
tentang impian, aku jadi ingat dengan satu kutipan “Ada dua pilihan yang bisa
kita lakukan di pagi hari. Kembali tidur untuk melanjutkan mimpi atau bangun
tidur untuk mewujudkan mimpi.” Dan sepertinya, Cici mengambil pilihan untuk
bangun tidur lalu pergi; tanpa pamit.*
Satu bulan kemudian ...
Di awal kepergian Cici, perkataan terakhir seorang teman tiba-tiba
muncul di pikiran. “Ternyata benar, akan ada yang datang untuk pergi, bahkan
tanpa pamit,” batinku. Cici memang hebat untuk membuat orang lain
berlarut-larut dalam kesedihannya, termasuk aku. Meskipun begitu, sekarang aku
sudah terbiasa menjalani kehidupan santri seperti biasanya. Seperti empat
minggu awal aku masuk ke pesantren. Perlahan tapi pasti, titik dimana aku paham
bahwa setelah pertemuan akan ada pertemuan lagi juga mulai terlihat.
2 Comments
Haii kak zahra.. Salam kenal yaa. Jadi reminder nih, akan ada yang datang dan pergi, tapi always aku menghargai pertemuan2 kecil itu
BalasHapusiya kak ulfa, salam kenal jugaa. Yaps, pertemuan sekecil apapun harus dihargai, barang kali kedepannya pertemuan itu akan memberikan banyak pelajaran untuk kitaa
BalasHapusSalam,
All You Can Read